Jum’at, hari
yang indah bersama si cewek tanpa melewatkan senyum disetiap detiknya. Pagi itu
terlihat jelas, motor matic dan jaket merah yang ia kenakan. Datang dengan
perlahan tapi lama sekali, dan aku tetap menunggu. Setelah dia sampai, waktunya
berangkat ke rumah temen lalu
pergi ke bioskop
untuk nonton film yang lagi booming
dan nonton tanpa gebetannya. Dalam perjalanan yang panjang sepanjang jalan
kenangan, aku tidak memboncengnya, melainkan melihatnya dari belakang. Karena
dia dibonceng teman dekatku.
Sampailah di
tempat tujuan. Bioskop sudah melambaikan tangan ke kita, ternyata bukan tangan
bioskop yang melambai, melainkan tangan gebetannya. Dengan sekuat tenaga aku
melepas helm dari kepalaku dan
tak bisa berhenti melihat si cewek. Gebetannya berseru kepadanya, dan mulutku
juga berbicara, tapi bukan kepada cewek itu. Mereka berhadapan layaknya semut
yang saling bertemu dan menyapa. Aku cuma bisa melihat mereka berbincang, tapi
tetep, melihatnya
dari belakang. Lekukan senyumku yang dari awal berangkat, hampir punah gara –
gara mereka berjalan bersama. Tak kusangka hal ini bisa terjadi, jika aku punya
ilmu pembaca masa depan pasti malah lebih sakit dari itu. Kesakitan ini tidak
dapat terobati oleh PMR, obat yang manjur adalah ketika dia tersenyum kepadaku,
olehku, dan untukku.
Adzan
berkumandang, meski hati ini tersayat tipis setipis pembalut maupun TV LED,
tapi tetap kewajiban harus terlaksana. Setelah sholat, berangkatlah buat nonton
film. Di tempat duduk yang agak jauh aku melihatnya, yang untungnya dia tidak
duduk bersebelahan dengan gebetannya dan tidak dipangku. Film yang aku tonton
bergenre komedi, bukan malah ketawa tapi malah galau. Kurang lebih satu jam
setengah berada dalam ruangan dan menahan rasa pilu. Akhirnya selesailah film
itu, film selesai sama dengan berakhirlah rasa pilu di hati.
Rute
berpindah dari nonton film menuju ke surga makanan. Inilah yang kutunggu, waktu
makan dan duduk disampingnya. Mulailah bibirku tersenyum sejenak, dan terett….
sang gebetannya kembali muncul. Makanan yang semula penuh menjadi habis gara –
gara kumakan, makanan yang semula manis ya tetep manis. Tapi, hari itu adalah
hari yang menyenangkan, banyak rintangan juga kesenangan. Jum’at, hari yang
istimewa, meski rintangan mengahadang aku bisa mengabadikan momen kita dalam
bingkai kecil yang terlihat di balik dompetku. “Happy Friday with you”. @ravi_prd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar