Minggu, 26 Januari 2014

Pertemuan Sakral

     Awal pertemuanku dengannya di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) tepatnya pada saat tes pendaftaran. Aku membawa HP, dan alhamdulillah ada kameranya. Betapa senangnya hatiku mengabadikan wajahmu dalam bingkai layar HP-ku. Masih teringat konyolnya kelakuanku, yang membuat dia tak bisa berhenti bicara. Banyaknya kata yang terucap, bagaikan bulu kuduk domba yang ikut acara uji nyali. Kata yang terucap itu membuatku terhinoptis, terhipnotis untuk memotret sekaligus menjahili dia. Setelah sekian kali aku memotretnya, hasilnya blur semua. Itu adalah resiko yang kecil, dan akhirnya datanglah resiko yang lebih besar. Resikonya adalah pacarnya menemuiku, berjalan dengan yakin, dengan langkah yang lebar, mungkin melangkah dengan gerakan split. Dengan lapang dada aku mendengarkan khotbah dari pacarnya, aku diajak berkelahi olehnya tapi aku tidak melayaninya. Aku tidak ingin terjadi pertumpahan darah, karena darah muda darah yang berapi – api yang maunya menang sendiri walau salah tak terpeduli, oh darah muda. 

      Dengan teknologi yang canggih aku mencari nomor HP-nya, googling dengan kata kunci “bro, aku minta nomor cewek itu”. Hanya dengan kata kunci itu semua menjadi kenyataan dan diiringi oleh keinginan luhur, aku mulai sms dia dengan kata – kata mutiaraku, yaitu “Hai”. Kata mutiara yang patut dijawab oleh dia dengan kata “Ini siapa?”. Akhirnya pulsaku berkurang untuk sesuatu yang penting, biasanya pulsaku habis gara – gara ikut kuis dengan form “REG (spasi) WETON”. Pertemuanku denganmu menjadi pengalaman yang berkesan. Perasaan gembira dalam hatiku menyeruap sampai mulutku stroke ringan. Betapa indahnya saat itu, ketika aku mendengar suara adzan aku langsung bergegas ke masjid untuk sujud syukur. Aku tak menyangka serpihan do’a ku tak dapat terucap, kan aku stroke ringan. Tapi semua itu tidak menghalangiku untuk tetap berdo’a agar selalu berada di sampingmu. Kuharap pertemuan yang sakral ini menjadi saksi buta, sebagai awal kisah yang tak dapat diduga pada akhirnya. (Ravi, 2014)

6 komentar:

Popular Posts